Carly Rae Jepsen - Call Me Maybe

Minggu, 23 Juni 2013

Obyek Wisata Yang Ada Di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut




Kabupaten Tanah Laut dengan ibukota Pelaihari memiliki cukup banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai obyek wisata, baik itu berupa Wisata Alam, Wisata Buatan, Wisata Religius, Wisata Sejarah/Wisata Budaya, dan Wisata Adat yang cukup potensial untuk dikembangkan.
WISATA ALAM
Pantai Batakan
Salah satu obyek wisata yang ada di pelaihari yang paling terkenal adalah Pantai Batakan ini.

Pantai Batakan terletak di desa Batakan kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut (Tala), sekitar 125 kilometer arah timur dari Kota Banjarmasin (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan). Untuk mencapai lokasi Pantai Batakan, dari Kota Banjarmasin relatif mudah karena kondisi jalannya cukup baik. Walaupun jalannya berkelak-kelok dan turun-naik, tetapi menyajikan pemandangan alam yang indah berupa barisan perbukitan yang menghijau, hamparan persawahan yang menguning, serta perkampungan nelayan yang berada di tepi pantai.
Pantai Batakan merupakan obyek wisata bahari yang terpadu dengan panorama alam pegunungan, karena di sebelah timurnya terdapat perbukitan pinus yang menjadi bagian dari Pegunungan Meratus. Di pantai ini pengunjung dapat mengelilingi pantai sambil menggunakan kuda sewaan, bersantai di bawah pohon cemara sambil menikmati keindahan pantai, atau menyaksikan panorama alam terutama saat matahari akan terbenam (sunset).
Pantai Batakan juga dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat rekreasi, seperti kamar mandi untuk bilas, rumah ibadah (masjid), panggung hiburan, cottage, restourant, penginapan, playground, hingga areal parkir kendaraan bermotor yang cukup luas.

Air Terjun Hamindrai
Air Terjun Hamindrai terletak ± 16 km dari kota Pelaihari, tepatnya di desa Tanjung Kecamatan Bajuin Kab.Tanah Laut. Air Terjun Hamindrai
merupakan obyek wisata alam dengan panorama pegunungan yang mempunyai 3 (tiga) tingkatan air terjun dengan ketinggian ± 22 meter.
Di sekitar air terjun ini juga terdapat beberapa jenis burung dan tanaman anggrek hutan, dll yang berada di kawasan pegunungan Maratus. Selain itu juga bisa dikembangkan sebagai ekowisata (trakking, climbing, hikking), dll.

Pantai Takisung
Pantai Takisung adalah merupakan obyek wisata pantai yang mempesona dengan pemandangan pantai dengan aktivitas jual beli ikan segar maupun ikan kering langsung dari nelayan.
Pantai Takisung terletak di desa Takisung kecamatan Takisung yaitu sebelah barat wilayah Kabupaten Tanah Laut. Berjarak kurang lebih 22 km dari kota Pelaihari atau kurang lebih 87 km dari ibu kota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin. Meskipun Pantai Takisung merupakan Laut Jawa, namun ombaknya tidak besar seperti halnya pantai selatan pulau Jawa. Sehingga aman untuk wisata maupun menjadi pemukiman.
Sebagai objek wisata, Pantai Takisung bisa digolongkan obyek wisata pantai yang mempesona dengan pemandangan pantai yang dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa dengan pasirnya yang coklat seperti air lautnya (untuk identifikasi airnya, yaitu dari hasil observasi didapatkan pH airnya 9 yang tergolong basa dengan suhu 250C dan kecepatan aliran airnya sebesar 1927 rpm, sedangkan tingkat kecerahan airnya sebesar 32 cm), ditemanin banyak pasar-pasar yang menjual jajanan khas pantai, mulai dari ikan asin, hiasan kerang, udang, ikan, sampai terumbu karang langsung dari nelayan. Ditambah lagi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut yang terus mempoles objek wisata ini melalui pembangunan sejumlah fasilitas umum yang tak dimiliki objek wisata pantai lainnya. Diantaranya, selter, panggung permanen, rumah makan (belum dioperasionalkan), dan penginapan.

Air Terjun Bajuin
Air Terjun Bajuin terletak 10 km dari kota Pelaihari tepatnya di Desa Sei Bakar Kabupaten Tanah Laut atau 75 km dari kota Banjarmasin ibukota Kalimantan Selatan.

Air terjun Bajuin yang meiliki panorama pegunungan yang sangat indah
Air terjun Bajuin yang mengalir dengan derasnya
Air Terjun Bajuin memiliki panorama pegunungan yang indah dan eksotik. Air terjun Bajuin ini terletak di kawasan lereng pegunungan Meratus serta ditingkahi kencangnya angin yang menyebabkan air terjun seolah-olah menari-nari dari atas puncaknya menuju ke bawah.

Air Terjun Habulu 
Air Terjun Habulu terletak di desa Tanjung Kecamatan Bajuin, ± 17,5 km dari kota Pelaihari.
Wisata Alam Air terjun dengan panorama di ketinggian pegunungan dan mempunyai 2 (dua) tingkatan ketinggian. Air terjun ke 1 dengan ketinggian ± 19 meter dan Air terjun ke 2 mempunyai ketinggian ± 111 meter. Selain air terjun, terdapat juga beberapa jenis burung dan tanaman anggrek hutan.

Goa Marmer
Objek wisata Goa Marmer terletak di desa Sei Bakar Kecamatan Bajuin Pelaihari. Objek wisata Goa Marmer dapat ditempuh dengan berjalan kaki ± 30 menit dari Air Terjun Bajuin, atau ± 10 km dari kota Pelaihari.
Goa Marmer memiliki keunikan karena dinding goa banyak terdapat batu marmer yang biasa digunakan untuk ubin rumah dan bentuk atas goa seperti kubah masjid. Di dalam goa juga terdapat kehidupan binatang malam seperti kelelawar,
burung, ular, monyet, laba-laba goa, ikan pentet, dll.

Goa Macan / Liang Babau
Goa Macan / Liang Babau terletak di desa Tanjung kecamatan Bajuin, berjarak ± 19 km dari kota Pelaihari.
Obyek Wisata Alam ini merupakan objek wisata goa yang memiliki aroma tidak sedap (babau=bahasa Banjar), berada di kawasan pegunungan Meratus
Goa ini terbentuk dari batu marmer, dan mempunyai aliran sungai kecil yang terdapat di dalam goa.
Di sekitar goa terdapat beberapa hewan seperti kelelawar, ular, monyet merah (Kelahing), laba-laba goa, tikus putih, landak, ayam hutan dan macan, dll.

Pantai Swarangan
Pantai Swarangan terletak di desa Swarangan kecamatan Jorong. Aksesibilitas ke obyek tersebut dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan jarak tempuh ± 52 km dari ibukota Kabupayen Tanah Laut ( Pelaihari), atau 117 km dari kota Banjarmasin ibukota Kalimantan Selatan.
Merupakan objek wisata pantai dengan berbagai sarana pendukung, menyaksikan matahari terbit. Mempunyai daya dukung dengan gelombang air laut cukup besar. Wisata pantai dengan tumbuhan pohon bakau, sarana panggung hiburan, publik toilet. Daya dukung atraksi wisata bahari dengan besar gelombang serta kejernihan air laut.

Pantai Batu Lima
Pantai Batu Lima terletak di desa Kuala Tambangan kecamatan Takisung, dari ibukota Kabupaten Tanah Laut (Pelaihari) berjarak ± 35 km. sarana yang tersedia di objek ini seperti : Play Ground, Shelter dan Cottage yang berjumlah 18 buah. Menurut legenda, lima buah batu tersebut sebagai tempat pemandian 5 orang putri (Upacara Adat Mandi Badudus).

Pantai Tanjung Dewa
Pantai Tanjung Dewa terletak di Desa Tanjung Dewa Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut. Hanya dengan menempuh jarak sekitar 100 km dari kota Banjarmasin maka kita sudah tiba di pantai Tanjung Dewa. Jarak yang tidak terlalu jauh ini memungkinkan kita untuk dapat berakhir pekan ke pantai Tanjung Dewa ini kapanpun kita mau. Perjalanan menuju pantai Tanjung Dewa ini sangat tidak membosankan karena kita akan melintasi areal persawahan dan pegunungan yang hijau dan indah. Sangat cocok untuk melepaskan kepenatan terhadap rutinitas harian kita.Beberapa pantai di Kalsel lebih menonjolkan pesona pasirnya, namun pantai Tanjung Dewa sedikit berbeda yaitu dengan keindahan karangnya yang lebih mempesona.
Pantai Tanjung Dewa memiliki 2 bagian, ada bagian yang berpasir dan ada juga yang berkarang. Jika kita duduk di atas salah satu karangnya, maka sangat tepat untuk menikmati landscape pantai dan laut secara bersamaan. Tidak hanya itu saja, selain bisa menikmati keindahan laut dan pantai kita juga bisa menikmati keindahan pegunungan dari kejauhan. Saat cuaca cerah lekuk-lekuk gunung akan sangat jelas terlihat.

Air Terjun Balangdaras
Air terjun Balangdaras terletak 25 km dari kota Pelaihari tepatnya di desa Tanjung kecamatan Bajuin Pelaihari.
Air terjun Balangdaras memiliki panorama pegunungan yang indah dan eksotik. Berada di ketinggian pegunungan dengan ketinggian ± 45m Air Terjun Balangdaras berada di kawasan pegunungan Maratus.

Kerbau Rawa Banua Raya 
Menyusuri sungai dan rawa untuk menyaksikan kumpulan hewan kerbau rawa liar. Kerbau rawa ini jumlahnya 180 ekor yang mana biasanya mereka berada di kawasan hutan yang ditumbuhi banyak pohon galam. Wisata sungai dengan pemandangan gunung dan areal persawahan. Terletak 26 km dari kota Pelaihari atau tepatnya di Desa Benua Raya Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.



Daya dukung lingkungan yang berada di antara pegunungan dengan pengembangan wisata memancing dan berperahu.

Bekantan
Wisata Bekantan terletak di desa Panjaratan Kecamatan Pelaihari, berjarak ± 15 km pusat kota Pelaihari. Hewan Bekantan sebagai maskot Kalimantan Selatan merupakan hewan langka yang mesti dilindungi.
Untuk menuju ke kawasan ini, bisa menyusuri sungai Panjaratan dengan naik perahu motor yang jaraknya ± 3 km. Selain Wisata sungai, Anda juga bisa menikmati pemandangan gunung, areal perkebunan kelapa sawit, dan persawahan.

Gunung Karamaian
Gunung Keramaian ini terletak di desa Ujung Batu kecamatan Pelaihari, ± 58 km dari Kota Banjarmasin. Gunung ini merupakan obyek wisata alam.

Bukit Kayangan
Bukit Kayangan memiliki pesona yang memukau dengan pemandangan perbukitan dan hamparan perkebunan Kelapa Sawit.
Aksesibilitas darat dapat ditempuh ± 55 km dari Kota Banjarmasin tepatnya di desa Ambungan sebelum kita menuju/memasuki Kota Pelaihari tentunya melewati objek wisata tersebut. Sarana yang tersedia saat ini berupa tempat ibadah (Mushola), dan jenis wisata yang bisa dikembangkan berupa wisata MICE (Wisata Meeting and Conference).

Wisata Alam Pedesaan panyipatan
Desa Panyipatan yang terletak di Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut merupakan tempat obyek wisata khas alam pedesaan.
Usaha tani yang masih diterapkan secara tradisional tanpa pupuk anorganik dan keasrian alam gi kawasan sentra pertanian (padi lokal).
Area penanaman padi di Panyipatan mencapai ratusan hektare. persawahan itu menjadi satu dengan tiga desa tetangga, Telaga Langsat, Kandangan Baru, dan Batu Tungku.
Kawasan pertanian tersebut juga menyimpan kekayaan hayati yang beragam. Terdapat rawa dalam yang menyimpan ikan air tawar khas Kalimantan, antara lain, papuyu dan haruan (gabus).
Selain populasinya sangat banyak, ukurannya juga besar-besar. Desa Panyipatan memiliki potensi wisata alam terpadu yang eksotis.

WISATA BUATAN
Taman Mina Tirta
Keindahan di Taman Mina Tirta Pelaihari waktu siang, sungguh nyaman untuk tempat beristirahat dan santai sejenak sambil menikmati keindahan panorama kolam di Taman Mina Tirta ini. Selain ada taman bermain anak-anak, taman bunga, juga ada sarana rekreasi berupa perahu sewa berbentuk angsa untuk bersenang senang mengitari kolam Taman Mina Tirta Pelaihari ini.
Selain itu, bagi kamu yang hobi mancing juga bisa menyalurkannya disini. Disekitar Taman juga ada sejumlah pedagang yang menyediakan beraneka minuman segar, tempat yang sangat cocok bagi kamu yang mau ber istirahat sejenak. Bagi kamu yang dari Kota Baru, Kintap dan sebagainya yang hendak bepergian ke Kota Banjarmasin, bisa mampir dan istirahat sebentar di taman ini, tempatnya tidak jauh dari simpang perkantoran Pemda Tanah Laut.

Taman Kijang Kencana
Letak taman ini berada di tengah kota Pelaihari, tepatnya di kelurahan Pelaihari kecamatan Pelaihari. Taman yang selalu dikunjungi oleh muda-mudi, tak hanya itu para orang tua dan yang ingin menikmati asrinya Taman Kijang Kencana.
dapat dijumpai di sekitar taman sambil menikmati indahnya kota Pelaihari

Menara Pengawas Tentara Jepang
Menara Pengawas Tentara Jepang berada di desa Sei Bakar Kecamatan Bajuin, berjarak ± 11 km dari kota Pelaihari. Menara Pengawas ini merupakan kawasan wisata sejarah peninggalan tentara Jepang pada masa perang dunia ke II.
Kawasan wisata menara pengawas Jepang ini berada dalam kawasan goa Marmer yang mempunyai nilai sejarah pada masa perang dunia ke II sebagai tempat tentara Jepang mengintai musuh.
Di sekitar kawasan ini terdapat juga beberapa hewan seperti kelelawar, burung, ular, monyet, dan di kelilingi view batu-batu cadas disekitar bunker Jepang tersebut.

Taman Hutan Kota
Taman hutan kota ini terletak di kelurahan Angsau kecamatan Pelaihari. Pohon yang ditanam cukup bervariasi yang sebagian besar adalah pohon berkayu hutan tropis. Diantaranya adalah jenis mahoni. Pohon yang memiliki nilai ekonomis ini akan melengkapi dan dimungkinkan sebagai pengganti pepohonan yang ada di hutan kota yang umumnya masih didominasi akasia.

WISATA RELIGIUS
Pulau Datu (Makam Datu Pamulutan)
Pulau Datu adalah pulau kecil yang terdapat di dekat Pantai Batakan, kecamatan Panyipatan, Tanah Laut, Kalsel.
Dinamakan pulau Datu karena di pulau tersebut terdapat makam seorang datu (sunan/penyebar agama Islam) yang dikenal dengan sebutan Datu Pamulutan, yang dahulu punya kegemaran menangkap burung dengan pulut (getah).
Datu Pamulutan ini bukan nama asli beliau melainkan hanya sebutan/gelar yang diberikan masyarakat karena semasa hidup beliau suka mamulut (cara berburu dengan menggunakan getah, biasanya untuk berburu unggas) burung. Menurut cerita warga setempat dahulunya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa merupakan satu kesatuan, namun karena proses alam maka akhirnya pulau Datu dan pantai Tanjung Dewa terpisah.
Jika kita ingin ke Pulau Datu kita tinggal menyewa perahu yang ada disana. Kita tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena biayanya tidak terlalu mahal. Berdasarkan kalender wisata pada bulan Maret ini akan dilaksanakan haul Datu Pamulutan di desa Tanjung Dewa tersebut. Selain bisa menikmati wisata alam kita juga bisa menikmati wisata religius disana. Bagi yang beruntung, di sekitar Pulau Datu juga akan ditemui beberapa ikan lumba-lumba berkeliaran.
Manaqib Datu Pamulutan
Datu Pamulutan sebenarnya bernama Sultan Hamidinsyah yang berasal dari Batang Banyu Mangapan Martapura, sehingga nama M Thaher merupakan nama samaran dalam menjalankan tugas sebagai wali dan hamba Allah.
Sultan Hamidinsyah ini mempunyai adik yang bernama Sultan Ribuansyah yang juga seorang pengemban dakwah, dalam menyebarkan Islam mereka menempuh jalan masing-masing, yaitu Hamidinsyah atau Datu Pamulutan ke arah timur dan adiknya kearah barat.
Datu Pamulutan mempunyai seorang murid setia yang selalu mengiringi perjalanan beliau, namanya H Syamsudin yang mempunyai nama asli Bamasara. Syamsudin, menurut pendapat sebagian orang adalah penduduk asli Tanjung Dewa yang juga dimakamkan di Pulau Datu, posisinya lurus dihunjuran (bagian kaki) makam gurunya.
Didalam kubah datu pamulutan, masih ada dua makam lainnya, yaitu makam H Abdussamad dan H Jafri, mereka adalah dua bersaudara itu sebagai seorang guru agama dan pada saat wafatnya juga berpesan agar dimakamkan di pulau Datu.
Datu Pamulutan selama hidupnya senantiasa melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang wali untuk menyebarkan agama, ia juga memiliki jiwa patroiotisme dan heroisme, terbukti dengan perannya dalam mengkoordinir masyarakat Desa Tanjung Dewa untuk mengusir penjajan Portugis.
Kemudian, dari semua kegiatan yang patut dicatat selama hidupnya, Datu Pamulutan mampu membagi waktunya untuk tiga kegiatan yang bukan pekerjaan mudah, yaitu menyebarkan agama kepada masyarakat, mengkoordinir masyarakat untuk melawan penjajah yang ingin mendarat melalui pantai muara Tanjung Dewa dan sekitarnya, juga tetap menjalankan hobinya memulut (menjebak, Red) burung di daerah Tanjung Dewa, sehingga dari sinilah ia mendapat gelar sebagai Datu Pamulutan.
Dalam perjuangan melawan penjajah yang sudah sempat memasuki Kota Bandarmasih, ia mempunyai anak buah, yaitu Patih Mulur dan Patih Matis yang bertugas di daerah Pulau Pinang, Datu Saliwah yang punya ciri muka hilang sebelah di Tabuniu, Pangeran Penyapu Rantau, Datu Sumpit Gunung Dewa, Panglima Dumalik Kandangan Lama di Kandangan Lama mempunyai sebuah senjata sakti yaitu parang jarum, karena terbuat dari sekarung jarum, Patih Singa di Tanjung Selatan. Patih Arjan di daerah perbatasan Sebuhur.
Yang cukup menonjol dalam hal ini masalah fanatisme beragama, benar- benar di laksanakan antara yang halal dan haram yang suci dan najis. Sehingga sebelum beliau wafat sudah sempat berpesan, bila kelak dipanggil oleh Allah agar dikuburkan di desa Tanjung Dewa.
Setelah berpesan, beliau menggaris batas tanah dengan ibujari kaki. Untuk membatasi tanah agar tidak tercemar dari hal-hal najis, seperti dikencingi anjing, apalagi sampai diinjak penjajah kafir.
Di sinilah tampak keramat beliau, tanah yang digaris lambat laun menjadi sungai kecil dan akhirnya menjadi lautan. Sehingga tanah yang digaris jadi pulau tersendiri. Datu pamulutan wafat dan dimakamkan di Pulau Datu tahun 1817 Masehi, sedangkan muridnya menyusul 8 tahun kemudian atau pada tahun 1825 Masehi.
Sebenarnya ia wafat di desa tempat tinggalnya di Martapura, kelak bila meninggal dimakamkan ke Tanjung dewa. Karena jalan waktu itu masih belum seperti sekarang, maka jenazah dibawa lewat sungai kemudian menyisir laut dengan menggunakan sampan. Di sini kembali terlihat karamahnya, sampan yang digunakan menurut pandangan orang awam bukanlah sampan yang layak untuk mengarungi lautan, karena kecil dan lagi bocor, sehingga ragu apakah sampai atau tidak.
Namun dengan ridho dan rahmat Allah akhirnya sampan bisa sampai ke Tanjung Dewa.
Sampai sekarang, tanah yang menjadi makam beliau terpisah dari daratan, berjarak sekitar 1,2 - 1,5 kilometer. Sekarang sudah ada dermaga yang cukup sederhana, pengelolaan makam sendiri dilakukan oleh pihak ahli waris dan kerabat H Syamsudin muridnya, Makam keramat ini juga sudah menjadi tempat wisata religius, memanjatkan doa untuk dirinya. Namun karena letaknya di dekat wisata Batakan. Kondisi tersebut memungkinkan masyarakat sekitar untuk mendapat penghasilan tambahan, yaitu mengantar peziarah menyeberang dengan menggunakan perahu.

Makam Datu Insad
Makam Datu Insad terletak di desa Sambangan Kecamatan Bati-Bati Pelaihari. Makam keramat yang sering didatangi para peziarah baik dari Kabupaten Tanah Laut juga dari luar Kabupaten bahkan dari luar provinsi Kalimantan Selatan.
Menurut para peziarah yang mula-mula di datangi adalah makam keramat Datuk Insad apabila ingin menziarahi makam-makam keramat yang tersebar di provinsi Kalimantan Selatan (Datu yang dituakan).

WISATA SEJARAH / WISATA BUDAYA
Upacara adat Balian
Upacara adat Balian merupakan kegiatan yang menjadi tradisi menggambarkan aturan-aturan dari nenek moyang suku Dayak Maratus. 

 
Upacara Adat Balian
Maksud dari dilaksanakannya upacara tersebut adalah dalam rangka meminta kepada Yang Kuasa agar Desa (kampung) dari komunitas suku Dayak Maratus terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan ( Pembersihan Kampung ). Arti Balian itu sendiri adalah mengelola yang di kelola ( Sanggau Bangun ) yang menjadi hak milik balian.
 
                                                Berlangsungnya upacara adat Balian
Fisik Sanggau Bangun adalah berbentuk persegi empat sebagai tempat memanggil roh-roh nenek moyang terdahulu dari Suku Dayak Maratus. Didalamnya di taruh/ diberi sasajian/ makanan menurut kepercayaan supaya memberi dampak keselamatan kampung, terdiri dari Batang Pinang, serutan bamboo, kayu papannya ( pulantan ) yang disekelilingi dengan daun hanau.
 
Seluruh suku dayak Meratus mengikuti upacara adat Balian
Bagi "Suku Dayak Maratus" acara tersebut dilaksanakan setiap tahunnya, namun selama 3 (tiga) tahun terakhir kegiatan Balian tersebut tidak terlaksana dikarenakan keterbatasan dana dari keluarga besar suku Dayak ( Pengelola Balian ).
Selain itu juga, masih ada beberapa wisata yang ada di Pelaihari yang dapat dikunjungi, yaitu Telaga Alam Banyu Batuah, Bukit Sanghiyang, Selamatan Bajuin, Selamatan Laut Tabanio.

Upacara Adat Mandi Badudus di Pantai Batu Lima
Masyarakat Tanah Laut ternyata memiliki akar budaya yang cukup kuat, dibuktikan dengan tetap dilestarikannya sejumlah tradisi, warisan nenek moyang. Salah satunya yaitu, ritual mandi badudus di Pantai Batu Lima, yang digelar setiap tahun oleh warga Desa Kuala Tambangan Kecamatan Takisung.
Sayangnya, even tahunan yang sangat menarik ini, belum dipromosikan dengan baik. Sehingga meski sudah dijadikan agenda wisata tahunan oleh dinas pariwisata dan seni budaya, namun acara ini tidak banyak diketahui wisatawan. Kebanyakan pengunjung adalah masyarakat dari desa-desa sekitar Pantai Batu Lima.
Untuk sekadar diketahui, mandi badudus adalah ritual warga kampung nelayan, sekitar pantai batu lima. Prosesi ritual dilaksanakan di pantai, yang sejajar dengan posisi 5 buah batu besar yang terletak sekitar 300 meter dari bibir pantai.
Ritual ini digelar dengan tujuan, agar anak cucu warga desa tersebut selamat dan tidak mendapat marabahaya atau musibah, juga dengan harapan tangkapan ikan semakin meningkat.






1 komentar: